Contoh Cerita Pendek Singkat Bahasa Indonesia Lengkap
Mimpi yang sempurna, “Kring…kring…kring” ku buka jendela ini dengan mata terpejam karena efek lembur begadang semalam.
“Klara, buka pintu” benar seja itu adalah suara Ari pemalas yang datang diwaktu sepagi ini.
Jujur saja rasa ngantuk ini mengalahkan rasa penasaranku dengan apa yang Ari bawa tadi.
Ku lihat jam dan ternyata “oh…tidak ini sudah pukul 15.00 WIB” aku langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka agar bisa dengan segera membukakan pintu untuk Ari.
Aku mengintip dari balik pintu yang ku buka perlahan-lahan untuk memastikan raut wajah Ari, apakah dia akan menampakan wajah muram atau bahkan lebih dari itu. “Oh tuhan help me”
Gumamku pelan.
“Lama banget buka pintu saja” Ari menutup pintu dengan salah satu kaki karena tangannya kerepotan membawa kardus besar.
“Iya maaf tadi aku baru bangun tidur” saut ku pelan.
“Mana Ibu?” Kata Ari
“Kerja lah, kemana lagi” aku menjawabnya tanpa rasa salah.
“Hah! Bukannya ini hari Sabtu” saut Ari.
Oh iya ya aku pun baru ingat kalau hari ini Sabtu, pantas saja Ari keheranan karena Ibu libur kerja kalau weekend.
Aku hanya membawakan minuman dingin dan cemilan untuk Ari yang kata orang-orang dia itu sudah seperti saudaraku.
Heran saja sebenarnya dia itu saudara bukan, pacar bukan tapi entah mengapa bawa pengaruh banget di hidupku.
Ibu selalu percaya sama kata-kata dia padahal aku sendiri tidak tahu kebanaranny. Bagiku dia tidak lebih dari detektif. Hari ini dia dengan mudahnya berbagi kesibukannya denganku. Tugas-tugasnya adalah tugasku juga. Dia sendiri tahu kalau semalaman aku begadang untuk menyelesaikan proposal penelitianku. Kemarin Ari bilang kalau besok pagi dia mau mengadakan penggalangan dana bersama rekan-rekannya, dan yang membuatku heran kenapa harus sakali mesti aku yang menyiapkan menghias kardus-kardus ini untuk acaranya. Dia memang tidak bisa sehari saja tanpa merepotkan aku. Puluhan kardus harus dibungkus dengan rapih. Aku tahu betul karakternya dia orang yang sangat detail, bahkan ditengah kesibukanku ini membungkus dan menempel lembaran kertas dia malah tengah asik mengecek isi WA dan Instagramku. Memang dia itu siapa? Tanyaku dalam hati.
“Assalamualaikum” ternyata Ibu baru datang.
“Waalaikumsalam” kami menjawabnya bebarengan.
“Eh Ari sudah disini, gimana sudah ngobrol belum sama Klara tentang rencana kita”
“Belum Bu, nanti juga dia tahu sendiri” sambil senyum kuda.
Firasatku berkata mereka sedang merencanakan sesuatu yang tidak asing lagi. Mereka memang benar-benar seperti Ibu dan anak sulung yang harmonis.
Saat aku tengah menduga-duga tiba-tiba Ari memberikanku lembaran kertas dan taraaaaaa…..
Aku melompat kegirangan ternyata itu adalah tiket ke Eropa bersama keluarga you know? Its’ my dream. Abang Ari emang the best banget.
“Klara, buka pintu” benar seja itu adalah suara Ari pemalas yang datang diwaktu sepagi ini.
Jujur saja rasa ngantuk ini mengalahkan rasa penasaranku dengan apa yang Ari bawa tadi.
Ku lihat jam dan ternyata “oh…tidak ini sudah pukul 15.00 WIB” aku langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka agar bisa dengan segera membukakan pintu untuk Ari.
Aku mengintip dari balik pintu yang ku buka perlahan-lahan untuk memastikan raut wajah Ari, apakah dia akan menampakan wajah muram atau bahkan lebih dari itu. “Oh tuhan help me”
Gumamku pelan.
“Lama banget buka pintu saja” Ari menutup pintu dengan salah satu kaki karena tangannya kerepotan membawa kardus besar.
“Iya maaf tadi aku baru bangun tidur” saut ku pelan.
“Mana Ibu?” Kata Ari
“Kerja lah, kemana lagi” aku menjawabnya tanpa rasa salah.
“Hah! Bukannya ini hari Sabtu” saut Ari.
Oh iya ya aku pun baru ingat kalau hari ini Sabtu, pantas saja Ari keheranan karena Ibu libur kerja kalau weekend.
Aku hanya membawakan minuman dingin dan cemilan untuk Ari yang kata orang-orang dia itu sudah seperti saudaraku.
Heran saja sebenarnya dia itu saudara bukan, pacar bukan tapi entah mengapa bawa pengaruh banget di hidupku.
Ibu selalu percaya sama kata-kata dia padahal aku sendiri tidak tahu kebanaranny. Bagiku dia tidak lebih dari detektif. Hari ini dia dengan mudahnya berbagi kesibukannya denganku. Tugas-tugasnya adalah tugasku juga. Dia sendiri tahu kalau semalaman aku begadang untuk menyelesaikan proposal penelitianku. Kemarin Ari bilang kalau besok pagi dia mau mengadakan penggalangan dana bersama rekan-rekannya, dan yang membuatku heran kenapa harus sakali mesti aku yang menyiapkan menghias kardus-kardus ini untuk acaranya. Dia memang tidak bisa sehari saja tanpa merepotkan aku. Puluhan kardus harus dibungkus dengan rapih. Aku tahu betul karakternya dia orang yang sangat detail, bahkan ditengah kesibukanku ini membungkus dan menempel lembaran kertas dia malah tengah asik mengecek isi WA dan Instagramku. Memang dia itu siapa? Tanyaku dalam hati.
“Assalamualaikum” ternyata Ibu baru datang.
“Waalaikumsalam” kami menjawabnya bebarengan.
“Eh Ari sudah disini, gimana sudah ngobrol belum sama Klara tentang rencana kita”
“Belum Bu, nanti juga dia tahu sendiri” sambil senyum kuda.
Firasatku berkata mereka sedang merencanakan sesuatu yang tidak asing lagi. Mereka memang benar-benar seperti Ibu dan anak sulung yang harmonis.
Saat aku tengah menduga-duga tiba-tiba Ari memberikanku lembaran kertas dan taraaaaaa…..
Aku melompat kegirangan ternyata itu adalah tiket ke Eropa bersama keluarga you know? Its’ my dream. Abang Ari emang the best banget.
Post a Comment for "Contoh Cerita Pendek Singkat Bahasa Indonesia Lengkap"